Selasa, 23 November 2010

Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah)

DEFINISI
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.

PENYEBAB
Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik.
Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar).
Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari.

Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan.
Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang berlebihan.

Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon kostikosteroid termasuk aldosteron.
Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar.

Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu.
Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.

Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia.
Tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya hipokalemia.

GEJALA
Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali.

Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan.

Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.

PENGOBATAN
Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium klorida) per-oral.
Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga diberikan dalam dosis kecil, beberapa kali sehari.

Sebagian besar orang yang mengkonsumsi diuretik tidak memerlukan tambahan kalium.
Tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang dari konsentrasi kalium darah sehingga sediaan obat dapat diubah bilamana perlu.

Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara intravena.
Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan biasanya hanya dilakukan di rumah sakit, untuk menghindari kenaikan kadar kalium yang terlalu tinggi.

OBAT TERKILIR/ANALGESIK & ANTIINFLAMASI TOPIKAL

Sediaan yang mengandung analgesik dan antiinflamasi topikal dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, radang (bengkak), nyeri otot, kaku otot, radang sendi dan otot terkilir.

Analgesik antiinflamasi non steroid (AINS) merupakan kelompok obat yang heterogen bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Analgesik berfungsi sebagai penghilang rasa sakit atau nyeri, sedangkan antiinflamasi berfungsi sebagai anti radang atau nyeri yang disertai panas dan bengkak.

Analgesik-antiinflamasi dapat dibagi menjadi:

1. Asam karboksilat
a. Asam asetat: Derivat asam fenilasetat: fenklofenak, diklofenak
b. Derivat asam salisilat: metil salisilat
c. Derivat asam propionat: ketoprofen, ibuprofen, naproksen
d. Derivat asam fenamat: asam mefenamat, meklofenamat
2. Asam enolat
a. Derivat pirazolon: fenilbutazon, oksifenazon
b. Derivat oksikam: piroksikam, tenoksikam

Dalam ilmu kesehatan, nyeri otot dikategorikan sebagai gejala gangguan fungsi tubuh. Dapat dipastikan, bahwa fungsi tubuh yang terganggu adalah susunan syaraf dan sistem peredaran darah pada otot.

Nyeri atau kram otot adalah salah satu keluhan yang seringkali dialami oleh hampir setiap orang. Nyeri pada otot bahu karena terlalu lama bekerja di belakang komputer, atau nyeri otot kaki karena terlalu lama mengemudi.
Otot adalah jaringan yang berada di seluruh organ tubuh manusia. Bahkan ada organ-organ tertentu yang keseluruhannya tergolong sebagai otot, seperti jantung, atau usus. Sebagian besar organ yang terdiri dari otot itu bergerak secara otomatis, di luar kesadaran.

Penyebab gangguan tersebut adalah ketegangan otot, yang dipicu oleh penggunaan otot yang sama berulang-ulang. Misalnya, seorang penulis akan sering merasakan nyeri pada otot yang menopang pergelangan dan telapak tangan, khususnya pada jari yang digunakan untuk memegang pena; dan wanita pengguna sepatu berhak tinggi (lebih dari 5 cm) cenderung mengalami ketegangan pada otot betis.
Selain itu, sikap tubuh yang kurang baik pada saat tidur, duduk atau saat beraktivitas; tekanan pikiran; dan saat menstruasi, otot wanita menjadi sangat mudah tegang, serta mengalami masalah.

Otot yang terkilir akibat berolahraga juga dapat menyebabkan terjadinya kejang pada pembuluh darah di pergelangan kaki sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah.
Akibatnya tulang dan jaringan lainnya bisa mengalami kerusakan karena kekurangan darah.

Keadaan ini disebut distrofi refleks simpatis atau atrofi Suddeck, yang bisa menyebabkan nyeri dan pembengkakan kaki.
Nyeri seringkali sangat hebat dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya di pergelangan kaki dan kaki.

Penderita menjalani terapi fisik dan mendapatkan obat pereda nyeri.
Jika tidak segera ditangani, nyeri otot maupun otot terkilir dapat memicu rasa tidak nyaman yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Tentu saja Anda tak ingin jadwal harian yang padat terbengkalai karena nyeri otot, bukan? Selain mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi untuk otot, seperti sodium, potasium, kalsium, magnesium dan fosfor; melakukan peregangan otot secara berkala.

Agar kondisi otot selalu sehat dan tidak mudah mengalami kekejangan, otot perlu dirawat dengan langkah-langkah berikut:
•Memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Mengonsumsi setidaknya 6 gelas air sehari dapat menjaga kesehatan otot. Sebenarnya kebutuhan cairan setiap orang berbeda, tergantung pada pola makan, gender, tingkat aktivitas, suhu, kesehatan dan usia. Cairan dapat membantu otot melemas setelah berkontraksi, dan melembapkan sel-sel otot sehingga tidak mudah mengalami ketegangan.
•Melakukan peregangan. Lakukan peregangan beberapa saat sebelum dan setelah, melakukan gerakan tertentu yang menggunakan otot dalam jangka panjang, seperti akan jogging, bahkan tidur.
•Meringankan nyeri otot. Gunakan krim khusus untuk otot yang mengandung methyl salicylat & menthol, sehingga dengan rasa hangat yang ditimbulkannya, otot yang kram / kejang menjadi lebih rileks.

Untuk pemilihan analgesik & antiinflamasi topikal yang tepat sebaiknya anda periksakan diri dan konsultasi ke dokter.
Di medicastore anda dapat mencari informasi lengkap analgesik & antiinflamasi topikal dengan merk yang berbeda dengan mengetikkan nama atau indikasi obat di search engine medicastore.

Anda akan mendapatkan informasikegunaan atau indikasi obat, generik atau kandungan obat, efek samping obat, kontra indikasi obat, hal apa yang harus menjadi perhatian sewaktu konsumsi obat, gambar obat yang anda pilih hingga harga obat dengan berbagai sediaan yang dibuat oleh pabrik obat Sehingga anda dapat memilih dan beli obat analgesik & antiinflamasi topikal sesuai kebutuhan anda.